Ideanews.co, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur terus memperkuat upaya pembinaan cabang olahraga sepak bola sebagai salah satu olahraga dengan basis penggemar terbesar di masyarakat.
Fokus tahun ini diarahkan pada regenerasi atlet muda dengan melibatkan peran aktif kabupaten/kota serta organisasi sepak bola daerah.
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, menegaskan bahwa pembinaan sepak bola tak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kerja sama lintas lembaga, terutama dengan Asosiasi Kota (Askot) dan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kaltim.
“Dalam rangka menyiapkan atlet sepak bola, kita harus berkolaborasi dengan Askot PSSI dan Asprov PSSI Kaltim. Tanpa itu, regenerasi sulit berjalan optimal,” ujar Rasman, baru-baru ini.
Sebagai bagian dari proses tersebut, Dispora Kaltim akan memfasilitasi kompetisi yang melibatkan 10 tim terbaik dari masing-masing kabupaten/kota. Skema ini dirancang untuk menjadi panggung seleksi awal bagi talenta muda yang berpotensi menjadi tulang punggung tim sepak bola Kaltim ke depan.
“Nantinya, masing-masing kabupaten/kota akan mengirimkan satu tim terbaik. Kita akan mainkan dalam kompetisi 10 besar, dari situ bisa terlihat bagaimana kualitas regenerasi sepak bola kita,” jelasnya.
Rasman mengungkapkan, tahun lalu Kaltim hanya fokus pada cabang futsal yang berhasil meraih juara pertama. Namun untuk sepak bola lapangan, pembinaannya dinilai masih belum maksimal.
Oleh karena itu, penyelenggaraan kompetisi di tingkat kabupaten/kota menjadi langkah penting untuk memperluas jangkauan pencarian bibit unggul.
“Kenapa kita mulai dari kabupaten/kota? Karena sepak bola ini adalah olahraga rakyat, olahraga populer yang menyentuh langsung masyarakat. Justru di situlah banyak talenta muda yang belum terpantau,” tambahnya.
Dengan dukungan semua pihak, Dispora Kaltim berharap program ini mampu mencetak generasi baru pesepak bola lokal yang siap bersaing di level regional maupun nasional.
Kolaborasi yang terbangun antara pemerintah, PSSI, dan daerah menjadi kunci menciptakan ekosistem sepak bola yang sehat dan berkelanjutan. (Adv)
