Ideanews.co, Penajam – Sekretaris Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Jamaludin, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap menjamurnya minimarket modern di wilayah Benuo Taka.
Ia menilai, kehadiran jaringan ritel besar seperti Indomaret dan Alfamidi dapat memicu tekanan serius terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) lokal.
“Kehadiran mereka bisa pelan-pelan menggerus warung-warung rakyat yang selama ini menopang ekonomi keluarga kecil di PPU,” tegas Jamaludin, Selasa (29/04/2025).
Meski secara legal keberadaan minimarket itu sah, Jamaludin secara pribadi menyatakan sikap tidak setuju. Ia menilai, dominasi ritel modern cenderung menarik keuntungan ke luar daerah, berbeda dengan toko lokal yang perputaran ekonominya tetap menghidupi masyarakat sekitar.
“Kalau yang buka orang lokal, saya tidak masalah. Karena uangnya tetap berputar di sini. Tapi kalau jaringan nasional, jelas uangnya mengalir ke luar,” jelasnya.
Lebih jauh, Jamaludin menilai dampak sosial dan budaya juga mulai terasa. Budaya belanja masyarakat mengalami pergeseran, di mana berbelanja di toko modern dianggap lebih prestise karena identitas merek dan gaya hidup yang dibawanya.
“Ini bukan soal harga atau kualitas, tapi bagaimana budaya masyarakat mulai berubah. Bawa kantong plastik berlogo itu sekarang dianggap keren, sementara toko tetangga sendiri mulai ditinggalkan,” ujarnya.
Atas kondisi ini, DPRD PPU mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pemberian izin usaha ritel modern.
Ia juga mengajak masyarakat untuk kembali menghidupkan ekonomi lokal dengan berbelanja di warung milik tetangga atau keluarga sendiri.
“Kita perlu menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan keberpihakan pada pelaku usaha kecil. Jangan sampai ritel besar menguasai pasar, tapi meninggalkan dampak jangka panjang yang merugikan warga kecil,” tutupnya. (Adv)