Ideanews.co, Penajam — Kelurahan Lawe-Lawe di Kecamatan Penajam tengah dipertimbangkan sebagai titik awal pembangunan sekolah rakyat di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Rencana ini mencuat karena wilayah tersebut memiliki lahan potensial seluas sekitar enam hektare yang dinilai cocok untuk pengembangan fasilitas pendidikan non-formal.
Ketua Komisi II DPRD PPU, Thohiron, menyampaikan bahwa sekolah rakyat ini berbeda dari sekolah konvensional yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan. Nantinya, pengelolaan akan berada di tangan Dinas Sosial (Dinsos), sehingga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai peran dan arah lembaga ini.
“Konsepnya masih belum jelas bagi kami. Apakah ini akan menjadi lembaga pendidikan seperti SD pada umumnya, atau sekolah satu atap yang menggabungkan berbagai jenjang? Itu yang perlu diperjelas,” ujar Thohiron pada Senin (21/4/2025).
Menurutnya, program sekolah rakyat ini merupakan bagian dari inisiatif nasional, namun hingga kini belum ada sosialisasi rinci di tingkat daerah. Ia menekankan pentingnya penjelasan dari pemerintah pusat agar tidak terjadi tumpang tindih fungsi dengan institusi pendidikan yang sudah ada.
“Karena ini berada di luar jalur Disdikpora, tentu perlu pemahaman lebih lanjut terkait kurikulumnya, metode pengajarannya, dan siapa saja sasarannya,” katanya.
Meski demikian, Thohiron melihat adanya peluang besar jika sekolah rakyat ini dikembangkan dengan matang. Luasan lahan yang tersedia di Lawe-Lawe bisa menjadi modal awal untuk membangun pusat pembelajaran yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Selama pelaksanaannya tepat sasaran dan terarah, program ini bisa menjadi solusi alternatif dalam memperluas akses pendidikan, terutama bagi warga yang selama ini belum terjangkau pendidikan formal,” pungkasnya.
Warga setempat pun disebut menaruh harapan besar terhadap kejelasan dan realisasi program ini. Mereka berharap sekolah rakyat bisa hadir sebagai bagian dari solusi peningkatan kualitas pendidikan di daerah. (Adv)