Ideanews.co, Samarinda — Integrasi kekuatan baru dalam dunia pencak silat Kalimantan Timur terjadi setelah Perguruan Silat Militer (PSM) resmi menjadi bagian dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kaltim.
Langkah ini disambut positif oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim sebagai peluang strategis untuk mendorong peningkatan prestasi atlet silat di tingkat nasional hingga internasional.
Menurut Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, kehadiran PSM akan menjadi energi baru dalam ekosistem pencak silat Benua Etam.
Dengan latar belakang kedisiplinan tinggi, fisik prima, dan sistem pelatihan terstruktur ala militer, para pesilat dari PSM diyakini bisa mengisi celah penting dalam pembinaan atlet prestasi.
“Mereka punya karakter dasar yang sangat potensial. Kedisiplinan dan daya tahan itu tidak bisa dibentuk dalam waktu singkat. PSM sudah memilikinya sejak awal,” ujar Rasman, Rabu (9/7/2025).
Dispora Kaltim menilai, sinergi antara kekuatan militer dan pembinaan IPSI yang selama ini berbasis komunitas sipil akan memperkuat standar pembinaan.
Rasman berharap PSM bukan hanya menambah jumlah perguruan, tetapi menjadi pendorong kualitas terutama dalam hal scouting, latihan intensif, dan ketahanan mental atlet.
“Yang kita harapkan bukan hanya kuantitas, tapi kualitas dan kontribusi langsung. PSM bisa jadi kekuatan baru, asal disiapkan dengan standar yang sesuai,” tambahnya.
Untuk mempercepat proses integrasi, Dispora telah mengusulkan bantuan peralatan latihan kepada PSM sebagai bentuk dukungan awal. Meski saat ini masih dalam tahap pengajuan, Rasman berharap prosesnya bisa segera disetujui agar pembinaan berjalan maksimal.
“Kami ingin pastikan semua perguruan dalam IPSI mendapatkan hak dan dukungan yang sama, termasuk PSM. Ini penting untuk menjaga semangat kebersamaan,” ungkapnya.
Ia mengakui, adaptasi terhadap sistem pembinaan IPSI memang memerlukan waktu. Namun Rasman optimistis para pesilat berlatar militer mampu cepat beradaptasi, terutama karena mereka sudah terbiasa dengan kedisiplinan latihan.
Dalam jangka panjang, Dispora Kaltim menargetkan agar atlet-atlet dari PSM bisa menembus ajang seperti PON dan kejuaraan internasional. Apalagi, kata Rasman, kalangan militer menyimpan potensi besar yang selama ini belum sepenuhnya tergarap.
“Banyak bakat terpendam di kesatuan militer. Sekarang saatnya dijembatani dengan jalur pembinaan resmi,” tegasnya.
Meski menyambut positif masuknya kekuatan baru ini, Rasman tetap mengingatkan pentingnya menjaga harmoni antarkomunitas perguruan. Ia menolak adanya eksklusivitas dan menekankan semangat kolaborasi antarperguruan di bawah satu bendera IPSI.
“Semua harus bergerak bersama. Ini bukan soal siapa dari mana, tapi bagaimana kita bisa bawa pencak silat Kaltim semakin diperhitungkan,” ucapnya.
Dengan strategi yang adaptif dan inklusif, Dispora Kaltim berharap langkah ini menjadi awal dari era baru pencak silat di Kalimantan Timur.
PSM bukan hanya memperkuat barisan pesilat, tetapi juga memperkaya kultur pembinaan yang lebih disiplin, berorientasi prestasi, dan tetap menjunjung sportivitas. (Adv)