Ideanews.co, Samarinda – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Akhmed Reza Fachlevi, kembali mengingatkan pentingnya membenahi saluran air sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan jalan provinsi.
Dalam rapat kerja dengan Dinas PUPR-Pera Kaltim, Reza menyoroti kegagalan sistemik dalam menjaga kualitas jalan akibat buruknya sistem drainase.
Rapat yang berlangsung di Gedung E Kompleks DPRD Kaltim pada Senin (19/5/2025) itu menjadi forum evaluasi atas capaian infrastruktur jalan dan rencana kerja ke depan. Dalam paparannya, Dinas PUPR-Pera melaporkan bahwa 82,21 persen jalan provinsi kini dalam kondisi mantap.
Namun bagi Reza, angka tersebut belum mencerminkan keberlanjutan kualitas infrastruktur. “Kalau kita hanya melihat permukaan, ya kelihatannya memang bagus. Tapi coba lihat saat hujan deras, banyak jalan yang berubah jadi kolam karena drainasenya tidak berfungsi,” ungkapnya.
Ia mencontohkan kondisi di dua ruas strategis di Samarinda, Ring Road III di kawasan Sempaja dan Ring Road II di Air Putih. Kedua jalan tersebut, menurutnya, sering kali mengalami genangan air yang menyebabkan aspal cepat rusak dan berlubang.
“Setiap hari ribuan kendaraan lewat situ, tapi kita biarkan genangan air merusak aspal. Akhirnya, tiap tahun anggaran habis hanya untuk tambal sulam,” ujarnya geram.
Reza mengungkapkan bahwa dalam banyak kasus, pembangunan jalan tidak dibarengi dengan desain saluran air yang memadai. Hal inilah yang membuat umur teknis jalan lebih pendek dari yang seharusnya.
Dalam rapat tersebut, Dinas PUPR-Pera turut menegaskan peran Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai tim lapangan yang menangani kejadian darurat seperti longsor atau kerusakan jalan mendadak. Reza menyambut baik peran tersebut, namun meminta agar UPTD juga dilibatkan dalam pengawasan rutin dan upaya pencegahan.
“Kalau hanya bergerak pas ada bencana, kita terus ketinggalan. Harus ada pendekatan preventif, bukan reaktif,” tegasnya.
Sebagai penutup, Reza menekankan bahwa kualitas infrastruktur jalan tidak hanya soal ketebalan aspal, tetapi soal keberanian dalam mengeksekusi perencanaan yang menyeluruh.
“Jalan bagus itu bukan soal tampilan awal. Jalan bagus adalah yang bisa bertahan lama. Dan itu hanya bisa tercapai kalau drainasenya benar-benar diperhitungkan,” tutupnya. (Adv)