IdeaNews.co – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menyampaikan pandangannya mengenai dampak digitalisasi yang semakin merasuk ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Sapto menilai, meskipun kemajuan teknologi memiliki sisi positif, ada juga tantangan yang harus diantisipasi, terutama dalam menjaga nilai-nilai nasionalisme dan kualitas pendidikan.
“Yang sering kita keluhkan itu, bagaimana semua hal sekarang serba digital. Tapi jangan sampai kita terlalu bergantung hingga akhirnya ada banyak pembohongan,” ujar Sapto.
Ia mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 memang menjadi musibah besar, tetapi juga membawa berkah berupa percepatan teknologi, seperti kemunculan platform komunikasi digital semacam Zoom.
Namun, ia menekankan bahwa teknologi tersebut tidak boleh mengurangi esensi jiwa nasionalisme dan kualitas hidup masyarakat.
“Musibah itu kita syukuri karena ada hikmahnya. Dengan adanya pandemi, kita melihat perubahan besar dalam cara hidup, termasuk teknologi. Tapi jangan sampai teknologi itu membuat kita lupa akan identitas kita sebagai bangsa yang besar,” tegasnya.
Dalam konteks pendidikan, Sapto menyoroti perlunya evaluasi sistem agar kualitas pendidikan tetap terjaga. Ia mengkritisi kebijakan yang terlalu mempermudah kelulusan tanpa mempertimbangkan kemampuan siswa.
“Jangan sampai semua dianggap rata, yang pintar terus maju, tapi yang tidak pintar juga dipaksa naik kelas tanpa penguasaan kompetensi. Ini perlu diperbaiki,” katanya.
Sapto mengapresiasi langkah pemerintah yang mulai merancang kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui digitalisasi. Namun, ia menekankan bahwa pendidikan harus tetap menanamkan nilai-nilai kejujuran, kompetensi, dan jiwa nasionalisme di tengah kemajuan teknologi.
“Teknologi boleh maju, tapi jangan sampai pendidikan kita kehilangan ruhnya. Pendidikan itu bukan hanya soal naik kelas, tetapi bagaimana mencetak generasi yang benar-benar siap dan berdaya saing, tanpa melupakan identitas bangsanya,” tutup Sapto. (Adv)