Bukan Sekadar Mengejar Angka, Kaltim Ingin Jadi Laboratorium Kepemudaan Nasional

Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi.

Ideanews.co, Samarinda – Di tengah tren nasional yang masih terfokus pada capaian Indeks Pembangunan Pemuda (IPP), Kalimantan Timur mengambil langkah berbeda. Lewat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Kaltim menetapkan visi lebih besar: menjadi laboratorium nasional dalam pengembangan kepemudaan.

Alih-alih terjebak dalam kompetisi angka, Dispora Kaltim justru menitikberatkan pada substansi dan dampak dari proses pembinaan pemuda itu sendiri.

“Kami tidak ingin Kaltim hanya dikenal karena skor IPP-nya. Target kami adalah menjadikan Kaltim sebagai model laboratorium nasional pengembangan kepemudaan,” ujar Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, Kamis (5/7/2025).

Saat ini, nilai IPP Kaltim masih dalam proses koreksi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan diperkirakan berada di kisaran 64 poin. Namun Rusmulyadi menegaskan bahwa angka itu bukan tujuan akhir, melainkan indikator untuk membaca arah kebijakan.

“IPP hanyalah alat ukur. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mencetak pemuda yang berdaya, menjadi agen perubahan, dan mampu membawa solusi bagi daerahnya,” ungkapnya.

Salah satu inovasi yang kini menjadi andalan Kaltim adalah Program Kepemimpinan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PKPMD) Talenta Muda Kaltim. Program ini digagas untuk mencetak pemimpin muda yang tidak hanya andal secara teori, tetapi langsung terjun ke desa-desa untuk menjalankan aksi nyata.

“Program ini adalah investasi sosial. Anak muda yang ditempa lewat PKPMD bukan hanya dilatih bicara, tapi benar-benar ditempatkan di medan nyata perubahan,” tutur Rusmulyadi.

Menurutnya, pendekatan ini membuat Kaltim dilirik banyak daerah sebagai inspirasi pengembangan kepemudaan yang lebih relevan dengan tantangan zaman. Inovasi, keberlanjutan, dan dampak nyata menjadi tiga pilar utama dari pola pembinaan yang sedang dibangun.

Dengan strategi yang lebih membumi namun terukur, Dispora Kaltim ingin mengubah paradigma pengelolaan program kepemudaan di Indonesia. Dari yang semula bersifat seremonial dan simbolik, menjadi gerakan kolektif yang berakar kuat di masyarakat.

“Kami ingin ketika orang bicara pembinaan pemuda yang berkualitas, jawabannya adalah Kaltim. Bukan karena banyak event, tapi karena dampaknya terasa,” tegas Rusmulyadi.

Ia optimistis, dengan arah kebijakan yang konsisten, Kaltim akan dikenal sebagai pelopor dalam membangun ekosistem kepemudaan yang inklusif, strategis, dan berkelanjutan.

“Kalau kita bisa jadi pusat rujukan pembinaan pemuda, maka IPP akan mengikuti. Tapi kalau kita hanya mengejar IPP tanpa fondasi kuat, maka nilainya kosong,” pungkasnya. (Adv)

Related posts

banner 868x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *