Ideanews.co, Penajam – Tenggelamnya kapal motor penyeberangan (KMP) Muchlisa di perairan Teluk Balikpapan menggugah keprihatinan mendalam dari DPRD Penajam Paser Utara (PPU).
Peristiwa ini kembali membuka wacana lama tentang pentingnya percepatan pembangunan Jembatan Tol Penajam–Balikpapan sebagai solusi transportasi yang lebih aman dan berkelanjutan.
Sekretaris Komisi III DPRD PPU, Sariman, mengungkapkan bahwa insiden tersebut menyoroti persoalan keselamatan transportasi laut yang selama ini diabaikan. Ia menilai kondisi sejumlah kapal penyeberangan sudah memprihatinkan dan tak layak beroperasi.
“Sebagai pengguna rutin, saya melihat langsung kondisi fisik beberapa kapal yang sangat memprihatinkan. Banyak yang sudah tua dan keropos. Ini menyangkut keselamatan nyawa manusia,” ujarnya saat ditemui pada Kamis (15/5/2025).
Menurutnya, Jembatan Tol Penajam–Balikpapan merupakan kebutuhan mendesak yang tidak bisa terus-menerus ditunda. Selain berfungsi sebagai sarana konektivitas, keberadaan jembatan ini dinilai strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, termasuk sebagai penopang mobilitas menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jangan sempit memandang proyek ini hanya sebagai penghubung dua daerah. Jembatan ini punya peran penting dalam memacu geliat ekonomi dan mempercepat pembangunan kawasan penyangga IKN,” tegas Sariman.
Ia pun mendesak Kementerian PUPR agar segera merealisasikan proyek yang telah lama diwacanakan tersebut. Menurutnya, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengubah arah kebijakan transportasi dari laut ke darat yang lebih aman dan efisien.
“Pembangunan jembatan ini bukan hanya menjawab kebutuhan warga PPU, tetapi juga merupakan kepentingan nasional yang tidak boleh lagi terabaikan,” tutupnya. (Adv)