Ideanews.co, Penajam – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati, mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya angka stunting di wilayahnya.
Ia menilai bahwa meskipun kasus stunting di PPU lebih rendah dibandingkan beberapa daerah lain di Kalimantan Timur, jumlahnya tetap perlu mendapat perhatian serius.
“Dari segi persentase mungkin lebih rendah, tapi jika melihat jumlah penduduk, kasus ini tetap cukup tinggi. Artinya, kita masih harus bekerja keras untuk mengatasinya,” kata Sujiati, Selasa (4/3/2025).
Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu dirinya menerima laporan terkait peningkatan kasus stunting di Desa Gunung Makmur, Kecamatan Babulu. Berdasarkan data yang diterima, jumlah anak yang mengalami stunting di desa tersebut mengalami lonjakan dari 4 menjadi 10 kasus dalam waktu singkat.
“Ini bukan kenaikan yang kecil, dan harus dicari tahu penyebabnya. Apakah ada faktor gizi, pola asuh, atau ada kendala lain yang belum teratasi?” ujarnya.
Diketahui, stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang. Stunting dapat berdampak pada perkembangan otak, sistem kekebalan tubuh, serta meningkatkan risiko penyakit di masa depan.
Menurutnya, masalah stunting tidak hanya berkaitan dengan asupan gizi, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika orang tua memiliki postur tubuh yang kecil, maka kemungkinan anaknya mengalami pertumbuhan yang terhambat juga lebih besar.
“Bisa saja anak yang terlahir dari orang tua bertubuh pendek dikategorikan sebagai stunting saat pemeriksaan, padahal faktor genetik juga berperan,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah daerah dapat lebih sigap dalam menangani persoalan ini dengan langkah-langkah yang konkret, seperti program peningkatan gizi dan edukasi kepada masyarakat. (Adv)
