IdeaNews.co – Andi Satya Adi Saputra, anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), mengangkat isu minimnya jumlah dokter di Benua Etam sebagai tantangan besar dalam peningkatan pelayanan kesehatan di provinsi ini.
Ia menjelaskan bahwa jumlah dokter di Kaltim saat ini hanya berkisar 2.000 orang, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan rasio ideal 1 dokter untuk setiap 1.000 penduduk.
Mengingat populasi Kaltim sekitar 4 juta jiwa, provinsi ini memerlukan setidaknya 4.000 dokter untuk mencapai standar pelayanan kesehatan yang optimal.
“Kita baru mencapai sekitar 50 persen dari jumlah ideal yang dibutuhkan, artinya masih kekurangan separuh dari standar WHO,” ungkapnya, Sabtu (02/11/2024).
Sebagai seorang dokter dan pendidik, Andi menambahkan bahwa persoalan ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga mengenai distribusi dokter yang kurang merata. Dari total 2.000 dokter yang ada, sekitar 80 persen bertugas di tiga kota utama—Samarinda, Balikpapan, dan Bontang.
“Ketimpangan distribusi ini membuat masyarakat di daerah-daerah lain sulit mendapatkan akses kesehatan yang layak,” tambahnya.
Selain itu, sekitar 800 dokter di Kaltim merupakan spesialis yang kebanyakan berpraktik di kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan. Andi menjelaskan bahwa hal ini wajar karena kesejahteraan dokter di wilayah perkotaan umumnya lebih terjamin dibanding di pedalaman.
“Situasi ini kembali kepada pemerintah, karena banyak dokter enggan ditempatkan di daerah dengan akses sulit dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai,” jelasnya lebih lanjut.
Andi Satya menekankan bahwa pemerintah perlu memperbaiki fasilitas kesehatan di daerah terpencil untuk menarik lebih banyak tenaga medis, sehingga pelayanan kesehatan merata di seluruh wilayah Kaltim. (Adv)