Ideanews.co, Samarinda – Di tengah label Kalimantan Timur sebagai provinsi kaya sumber daya alam, wilayah Sangkulirang Seberang di Kabupaten Kutai Timur justru masih bergelut dengan minimnya akses listrik, jalan, dan air bersih.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Agusriansyah Ridwan, menyuarakan keprihatinannya dan mempertanyakan komitmen Gubernur, yang menjanjikan wilayah pesisir tersebut sebagai prioritas pembangunan disaat kampanye.
Untuk diketahui, kawasan Sangkulirang Seberang, meliputi desa Mandu Dalam, Mandu Pantai Lestari, Saka, hingga menuju ke Kecamatan Sandaran, masih mengalami keterbatasan dalam infrastruktur dasar.
Pokitisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyatakan bahwa kondisi ini sangat disayangkan mengingat Kaltim dikenal sebagai Provinsi yang kaya sumber daya alam.
Lebih lanjut, kata dia, berbagai janji politik yang dulu disampaikan kini terasa hanya menjadi retorika belaka.
“Ini penting saya sampaikan. Saat mencalonkan diri, baik Pak Gubernur maupun beberapa anggota DPR RI sempat menyatakan bahwa Sangkulirang Seberang akan menjadi prioritas pembangunan, terutama untuk jalan dan listrik. Tapi kenyataannya sampai sekarang belum ada realisasi konkret,” ujar Agusriansyah di Gedung Utama B DPRD Kaltim.
Sebagai legislator yang berasal dari Sangkulirang. ia mengaku telah melakukan tindak lanjut dengan menghubungi langsung Pemkab Kutim.
Namun berdasarkan pada informasi dari Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Kutim, telah dilakukan survei lapangan oleh tim gabungan dari PLN dan Perusahaan Milik Kutim (PMK).
Akan tetapi, kelanjutan program tersebut masih terganjal pada level pemerintah provinsi dan kementerian terkait.
“Saya sudah mengonfirmasi ke Kepala Bagian SDA Kutim. Mereka menyampaikan bahwa PLN dan PMK sudah melakukan survei bersama. Tapi kelanjutannya tergantung bagaimana Pemprov menindaklanjuti ke Kementerian ESDM agar wilayah itu bisa masuk dalam program prioritas,” jelasnya.
Diakhir ia menambahkan bahwa persoalan infrastruktur di wilayah tersebut tidak berhenti pada ketiadaan listrik.
Jalan penghubung antar desa juga berada dalam kondisi rusak parah dan sulit dilalui, terutama saat musim hujan tiba. Ironisnya, wilayah ini bukanlah daerah terisolasi, melainkan wilayah pesisir yang sebenarnya memiliki potensi ekonomi jika didukung infrastruktur yang memadai.
“Ini miris sekali. Negara sudah merdeka sekian lama, tetapi masih ada daerah yang belum menikmati listrik. Jalan rusak, air bersih tidak tersedia. Padahal ini menyangkut pelayanan dasar yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara,” tutupnya. (Adv)