Ideanews.co, Kutim – Gerakan Pemuda Kutim Hebat mendorong agar pelaksanaan program Sarana Pengadaan Pangan Gizi (SPPG) Dapur Makan Gizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menerapkan komposisi bahan pangan yang mengutamakan produk lokal daerah.
Komposisi ideal yang diusulkan ialah 60 persen produk lokal dan 40 persen produk impor setiap pekan.
Langkah ini sejalan dengan visi Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo Subianto, yang tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga peningkatan ekonomi petani dan pelaku usaha pangan lokal.
Ketua Pemuda Kutim Hebat, Habibi, menyatakan bahwa penggunaan produk lokal secara dominan akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat desa, terutama para petani, peternak, dan nelayan di Kutai Timur.
“Jika ada kekurangan produk lokal, akan dijadikan evaluasi untuk meningkatkan kualitasnya agar dapat masuk ke dapur MBG di Kutai Timur. Tujuannya, agar program MBG dapat menyerap hasil pertanian lokal daerah secara maksimal,” ujar Habibi.
Ia menambahkan, dengan pola 60 persen bahan pangan lokal, program MBG dapat menjadi penggerak ekonomi daerah.
Selain memastikan ketersediaan bahan pangan bergizi untuk anak sekolah dan masyarakat penerima manfaat, program ini juga diharapkan menjadi pasar tetap bagi hasil bumi Kutim seperti beras, sayur mayur, telur, ikan, dan produk olahan lokal lainnya.
Habibi juga menegaskan bahwa keberhasilan pelaksanaan program ini membutuhkan sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Kuncinya ada di kolaborasi. Pemerintah daerah harus memastikan ketersediaan bahan lokal, sementara petani dan pelaku usaha perlu menjaga kualitas dan kontinuitas produksinya,” pungkasnya.
Program SPPG Dapur Makan Gizi Gratis di Kutai Timur sendiri sedang dalam tahap persiapan, dan diharapkan segera berjalan efektif dengan prinsip keberpihakan pada produk pangan lokal demi ketahanan pangan daerah yang berkelanjutan. (Bey)









