Ideanews.co, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim terus menunjukkan komitmennya dalam membangun masa depan olahraga daerah dengan menitikberatkan pada pembinaan atlet usia dini.
Strategi penguatan ini kini menjadi program utama yang sepenuhnya berada di bawah kendali daerah, menyusul dialihkannya pengelolaan dari skema Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) ke Dispora Kaltim.
Kepala Dispora Kaltim, Agus Hari Kesuma, menegaskan bahwa pergeseran kewenangan ini bukan hanya soal struktur kelembagaan, tetapi merupakan peluang untuk mempercepat pembinaan dengan pendekatan yang lebih adaptif dan dekat dengan kondisi riil di lapangan.
“Pembinaan usia dini itu sudah berjalan dan sekarang langsung dibawa ke Dispora. Jadi bukan di DBON lagi. Ini perintah langsung, dan kami sudah jalankan,” tegas Agus saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa Dispora kini memfokuskan pembinaan kepada cabang olahraga (cabor) yang selama ini terbukti menjadi penyumbang utama medali dalam ajang besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
Tiga cabor yang menjadi perhatian khusus adalah renang, atletik, dan gulat. Ketiganya dinilai memiliki jumlah nomor pertandingan terbanyak serta peluang besar meraih medali emas, yang secara strategis menjadikannya sebagai “lumbung medali” bagi Kalimantan Timur.
“Cabor-cabor ini yang kami prioritaskan. Karena berdasarkan pengalaman, potensi medali emasnya besar. Jadi kita arahkan sumber daya secara optimal ke sana,” jelasnya.
Namun demikian, Agus memastikan bahwa cabor-cabor lain tetap masuk dalam program pembinaan usia dini. Dispora tidak ingin menciptakan kesan eksklusivitas, melainkan menyeimbangkan antara pembinaan menyeluruh dan prioritas strategis agar efisiensi program tetap terjaga.
“Yang lain tetap kita dukung, tidak ada yang dikesampingkan. Tapi memang ada prioritas khusus bagi yang potensi medalinya besar,” tambahnya.
Dispora Kaltim juga melanjutkan metode-metode pembinaan yang sebelumnya telah dilaksanakan, seperti pelatihan terstruktur, seleksi bakat secara berkala, serta pemantauan dan evaluasi perkembangan atlet muda.
Dengan semua kendali program kini berada di bawah Dispora, Agus optimistis bahwa pola pembinaan akan menjadi lebih konsisten, efisien, dan terukur.
“Yang kemarin sudah jalan, kita lanjutkan. Tapi sekarang kami kelola penuh di Dispora. Dengan begitu, semua proses bisa lebih fokus dan mudah dievaluasi,” jelasnya lagi.
Program pembinaan usia dini ini dimaksudkan untuk menjadi fondasi penting dalam mencetak generasi muda Benua Etam yang sehat, berkarakter, dan berdaya saing tinggi di bidang olahraga.
Ia berharap dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, baik KONI, pengurus cabor, sekolah, dan masyarakat, agar sinergi yang terbangun mampu melahirkan atlet-atlet masa depan yang bisa membanggakan daerah di kancah nasional maupun internasional. (Adv)








