Sri Mulyani dan Airlangga Dikabarkan Mundur Usai Lebaran, Ekonom Prediksi Pasar Akan Bereaksi Positif

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tos dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) di Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU).

Ideanews.co, Jakarta – Rencana pengunduran diri Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto setelah Lebaran diprediksi akan membawa angin segar bagi pelaku pasar.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kinerja keduanya dinilai tidak lagi sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Read More

“Jika benar Sri Mulyani dan Airlangga mundur usai Lebaran, ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya,” ujar Bhima di Jakarta, Minggu (16/3/2025).

Bhima menjelaskan, kebijakan anggaran yang diterapkan Sri Mulyani sering kali bertentangan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo. Salah satu contoh yang disorot adalah penurunan penerimaan pajak akibat penerapan sistem Coretax yang dinilai belum siap.

“Masalah administrasi pajak yang tidak matang berdampak luas, termasuk terhadap penerimaan negara,” ungkapnya.

Selain itu, Bhima menyoroti kebijakan utang yang dijalankan Sri Mulyani selama menjabat sebagai Menkeu. Ia menilai, utang yang besar digunakan untuk proyek infrastruktur tanpa perencanaan yang matang, sehingga membebani anggaran negara.

“Kini, pemerintah harus melakukan efisiensi besar-besaran, yang justru berimbas negatif pada sektor usaha dan swasta,” tambahnya.

Sementara itu, kebijakan ekonomi Airlangga Hartarto juga dianggap tidak memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Bhima menilai, berbagai stimulus yang dikeluarkan gagal meningkatkan daya beli masyarakat, sementara banyak industri terpaksa gulung tikar yang berujung pada meningkatnya angka PHK.

Meskipun demikian, Bhima menegaskan bahwa reaksi pasar terhadap pengunduran diri dua menteri ini bergantung pada sosok pengganti mereka.

“Jika yang menggantikan adalah teknokrat atau birokrat berpengalaman, pasar akan merespons positif. Namun, jika penggantinya berasal dari kalangan politikus atau memiliki hubungan dekat dengan Prabowo, pasar bisa bereaksi sebaliknya,” pungkasnya. Dilansir dari inilah.com (Tim Redaksi)

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *