Bukan Hanya Ruang Teori, Dispora Kaltim Ingin Program Talenta Muda Latih Integritas

Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi.

Ideanews.co, Samarinda – Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, melontarkan semangat baru untuk menjadikan program talenta Muda: Pendidikan Kader Pemimpin Muda Daerah, menjadi medan latihan yang lebih serius dan transformatif di masa depan.

Ekosistem baru kader kepemudaan Kalimantan Timur dibentuk, sebanyak 50 pemuda terpilih dari seluruh kabupaten dan kota resmi memulai perjalanan mereka dalam program.

“Tahun depan, saya ingin program ini dibuat untuk 100 orang, dan pelaksanaannya dua minggu. Supaya terasa seperti masuk barak militer, kita latih kedisiplinan dan tanggung jawab,” tegas Rusmulyadi, di Ruang Gedung Dispora Tower Kadrie Oening, Samarinda, belum lama ini.

Dispora Kaltim ingin menjadikan pelatihan ini bukan hanya ruang teori, tetapi juga medan tempur untuk melatih integritas, kepemimpinan, serta kemampuan adaptif anak muda di tengah dinamika sosial-politik yang terus bergerak.

Tak kalah penting, Rusmulyadi juga menekankan bahwa program ini harus membuka ruang dua arah. Ia menantang para peserta untuk aktif menyuarakan aspirasi, menyampaikan kritik, dan menyusun gagasan besar untuk masa depan Kalimantan Timur.

“Saya ingin mendengar langsung dari kalian. Bukan hanya kalian yang dengar dari kami. Pemerintah perlu tahu pemuda hari ini sebenarnya maunya apa?” ujarnya.

Program Talenta Muda merupakan bentuk implementasi nyata dari Perda Kaltim Nomor 8 Tahun 2022 tentang Pembangunan Kepemudaan. Selain membangun kapasitas calon pemimpin lokal, program ini juga menjadi bagian penting dalam mendongkrak Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Kaltim, sekaligus menyumbang kerangka sumber daya manusia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Sebelum pelatihan dimulai, 80 pemuda yang mendaftar telah melewati serangkaian seleksi mulai dari administrasi, tes tertulis, hingga wawancara. Hanya 50 yang dinyatakan lolos, dengan latar belakang yang beragam: dari aktivis mahasiswa, penggerak desa, pegiat sosial, hingga pemuda adat.

Selama enam hari, mereka digembleng melalui berbagai sesi, mulai dari studi kasus lokal, diskusi lintas sektor, pelatihan kepemimpinan strategis, hingga simulasi penyusunan kebijakan publik. Semua materi dirancang untuk membentuk mentalitas pemimpin muda yang siap menghadapi kompleksitas pembangunan daerah.

“Kita tidak ingin mencetak pemimpin yang hanya jago pidato. Tapi mereka yang mau turun ke akar masalah dan berpikir solutif,” pungkas Rusmulyadi. (Adv)

Related posts

banner 868x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *