Ideanews.co, Penajam – Haryono tidak pernah membayangkan akan duduk di kursi DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Pria yang akrab disapa Ion ini sebelumnya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang hidup dengan rutinitas birokrasi.
Namun, di balik kesibukannya sebagai abdi negara, ada kegelisahan yang terus mengusik pikirannya, keterbatasan infrastruktur dasar di PPU, terutama akses air bersih yang masih menjadi masalah bagi masyarakat.
Keinginannya untuk berbuat lebih besar terbentur oleh batasan yang ada dalam statusnya sebagai ASN. Meski memiliki gagasan dan harapan untuk membawa perubahan, ia merasa tidak memiliki ruang yang cukup untuk mewujudkannya.
Di saat yang sama, banyak teman dan koleganya yang mendorongnya untuk terjun ke dunia politik sebagai jalan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Keputusan besar pun diambil. Ia meninggalkan zona nyaman sebagai ASN dan mencoba peruntungannya di Pemilu Legislatif 2024. Namun, langkah ini tidak mudah. Ia sempat dihantui pertanyaan besar, bagaimana jika gagal? Apa yang akan ia lakukan jika suara masyarakat tidak berpihak padanya?
“Saya sudah siap dengan segala kemungkinan. Jika tidak terpilih, saya tetap akan meninggalkan status ASN dan memilih menjadi pengusaha,” ucapnya Kamis (6/3/2025).
Namun, takdir berkata lain. Dukungan masyarakat, terutama di Kecamatan Penajam yang menjadi daerah pemilihannya, mengantarkannya meraih 2.261 suara, sebuah angka yang cukup untuk memastikan satu kursi di DPRD PPU. Lebih dari itu, ia menjadi satu-satunya anggota dewan dari Partai Hanura.
Kini, Haryono memikul amanah besar yang dipercayakan kepadanya. Ia tidak ingin sekedar menjadi legislator, tetapi benar-benar membawa perubahan yang selama ini ia impikan.
“Banyak perubahan yang bisa kita lakukan, dan jalur politik adalah cara terbaik untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Dari seorang ASN yang gelisah melihat keterbatasan daerahnya, kini ia berdiri di panggung politik dengan harapan besar untuk masyarakat PPU. Perjalanannya baru saja dimulai, dan ia bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. (Adv)