Kekeringan Tak Kunjung Usai, DPRD PPU Dorong Solusi Ilmiah Atasi Krisis Air

Anggota Komisi I DPRD PPU, Mahyudin.

Ideanews.co, Penajam – Kekeringan berkepanjangan yang melanda Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) semakin memperparah kondisi kehidupan warga, terutama para petani yang sangat menggantungkan hasil panennya pada curah hujan.

Ketergantungan pada air hujan yang tak menentu membuat produktivitas pertanian menurun dan akses terhadap air bersih kian sulit.

Anggota Komisi I DPRD PPU, Mahyudin, menyampaikan keprihatinannya atas krisis yang menurutnya sudah berlangsung lama tanpa penanganan tuntas.

Ia mendesak agar pemerintah daerah tak lagi menunda upaya nyata dan terencana dalam mengatasi persoalan tersebut.

“Ini bukan masalah baru, sudah bertahun-tahun masyarakat mengeluh, dan dampaknya makin terasa. Pemerintah harus segera bertindak,” ucap Mahyudin, Senin (12/5/2025).

Mahyudin menilai pendekatan berbasis data dan keilmuan sangat penting untuk mengatasi krisis ini secara menyeluruh. Ia mengusulkan agar Pemkab menggandeng kalangan akademisi untuk menyusun strategi yang tidak hanya reaktif, tetapi juga jangka panjang dan berkelanjutan.

Salah satu langkah yang dianggap potensial adalah pemanfaatan sumber air tanah. Namun, Mahyudin mengingatkan bahwa eksplorasi tersebut tidak bisa dilakukan secara asal-asalan.

Perlu pelibatan ahli geohidrologi agar pengeboran sumur benar-benar efektif dan tidak berdampak negatif bagi lingkungan.

“Sumur bor bisa jadi solusi, tapi tidak bisa sembarangan. Harus berdasarkan kajian ilmiah dan melibatkan tenaga ahli,” jelasnya.

Beberapa warga yang telah mencoba mengebor sumur sendiri di daerah Sesumpu disebut tidak mendapatkan hasil memuaskan. Hal ini menurut Mahyudin menjadi bukti bahwa solusi teknis memerlukan perencanaan yang matang dan dukungan keahlian.

Selain krisis air, Mahyudin juga mengangkat persoalan kondisi tanah pertanian di wilayah tertentu yang diduga mengandung kadar asam tinggi, sehingga kurang mendukung pertumbuhan tanaman.

Ia mendorong dilakukan penelitian tanah untuk memastikan permasalahan ini serta menemukan cara mengatasinya.

“Kalau memang tanahnya tidak cocok, itu harus ada solusinya juga. Harus diuji, dicari penyebabnya, dan ditangani dengan pendekatan pertanian modern,” tegasnya.

Dengan dorongan kuat dari legislatif, Mahyudin berharap Pemkab PPU segera merumuskan langkah konkret dan tidak lagi menunda penyelesaian krisis air yang berdampak luas pada kesejahteraan masyarakat. (Adv)

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *