Pelatihan Life Skills Berbasis Personal Branding Didorong Dispora Kaltim

Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim), Rusmulyadi.

Ideanews.co, Samarinda – Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim), Rusmulyadi mengatakan bahwa pihaknya berupaya memantik semangat pemuda daerah untuk mandiri dan adaptif di era digital.

Oleh karenanya, lewat program peningkatan kecakapan hidup akan digelar bertahap mulai pekan depan di sejumlah kabupaten/kota, Dispora kini juga menyasar ruang yang lebih progresif, personal branding dan ekonomi digital.

Berbeda dari pendekatan pelatihan konvensional, program kali ini secara spesifik mendorong pemuda untuk menjadi kreator, influencer, hingga pelaku usaha daring yang paham strategi komunikasi publik dan pemasaran digital.

Bukan lagi hanya soal persiapan masuk dunia kerja, tapi juga bagaimana menjual potensi diri dan menciptakan ruang kerja baru berbasis teknologi dan kreativitas.

“Pemuda Kaltim kami inginkan tidak hanya menunggu kesempatan, tapi mampu menciptakan peluangnya sendiri. Punya karakter kuat, citra diri positif, dan bisa menjual keunggulannya secara etis di ruang publik,” terangnya, belum lama ini.

Pelatihan ini akan mencakup public speaking, teknik membangun personal branding di media sosial, serta digital marketing yang dibawakan langsung oleh praktisi dan influencer muda lokal. Dispora melihat bahwa sektor informal digital semakin berkembang, dan anak muda Kaltim tak boleh ketinggalan arus.

“Banyak anak muda sekarang lebih tertarik membangun brand sendiri, jadi konten kreator, reseller, atau affiliate. Ini perlu dibimbing agar potensinya tak liar, tapi justru bisa tumbuh menjadi kekuatan ekonomi baru,” jelas Rusmulyadi.

Tak hanya soal menjual produk, peserta juga akan belajar membangun narasi positif di media sosial, memahami etika berkomunikasi di ruang digital, serta menciptakan konten yang punya dampak sosial. Materi-materi ini dirancang agar sesuai dengan kebutuhan pemuda kekinian, termasuk yang aktif di komunitas non-formal seperti e-sport, kreatif digital, dan UMKM pemula.

“Kita ingin pemuda paham bahwa platform seperti Instagram, TikTok, bahkan WhatsApp Business bisa jadi alat perjuangan ekonomi. Tapi semua harus dimulai dari kemampuan mengenali dan membentuk diri mereka terlebih dahulu,” tambahnya.

Dispora juga membuka ruang seluas-luasnya untuk komunitas hobi dan kelompok pemuda non-struktural agar ikut dalam pelatihan ini. Sebab menurut Rusmulyadi, pembangunan kepemudaan tak harus melulu lewat organisasi resmi, tapi bisa tumbuh dari ruang-ruang minat yang otentik dan kontekstual.

“Kita sedang membangun ekosistem. Kalau pemuda hari ini tak kita bantu mengenali jati diri dan arah masa depannya, maka dia akan kalah dalam kompetisi global. Program ini adalah salah satu bentuk jawaban atas itu,” tegasnya.

Dispora Kaltim berharap pemuda tak hanya siap menghadapi tantangan digital, tetapi juga mampu memimpin narasi perubahan melalui kreativitas, etika, dan keberanian mengambil peran di era yang serba terbuka. (Adv)

Related posts

banner 868x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *