Ideanews.co, Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Syarifatul Sya’diah, menegaskan bahwa isu ketenagakerjaan harus menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan daerah, terutama di tengah transformasi besar yang terjadi di Kalimantan Timur akibat kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurut legislator dari Partai Golkar tersebut, pembangunan yang terlalu fokus pada sektor fisik dan infrastruktur tanpa dibarengi penciptaan lapangan kerja justru berisiko menciptakan ketimpangan sosial yang berkepanjangan.
“Kalau pembangunan hanya soal jalan dan gedung, tapi rakyat tidak punya pekerjaan yang layak, itu artinya ada yang salah dalam orientasi kita. Pemerintah harus menjadikan ketenagakerjaan sebagai jantung pembangunan,” ujar Syarifatul, Senin (2/6/2025).
Ia menekankan bahwa dokumen strategis seperti RPJMD dan RKPD 2026 harus merefleksikan keseriusan pemerintah dalam menjawab tantangan tersebut. Baginya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak akan berarti jika tidak disertai dengan ruang kerja yang konkret dan inklusif.
Sebagai daerah yang akan menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi nasional, Kaltim dituntut menyiapkan sistem ketenagakerjaan yang adaptif. Syarifatul menilai pentingnya konektivitas antara dunia pendidikan dan sektor industri sebagai salah satu kunci utama.
“Kita harus mulai dari hulu. Dunia pendidikan harus disambungkan dengan kebutuhan industri. Dengan begitu, lulusan kita tidak hanya punya ijazah, tapi juga punya peluang,” jelasnya.
Ia pun menyambut baik langkah Pemprov Kaltim yang akan menggratiskan biaya pendidikan jenjang SMA/SMK hingga perguruan tinggi mulai 2025. Baginya, kebijakan itu bukan sekadar meringankan beban keluarga, melainkan investasi langsung bagi masa depan ekonomi daerah.
“Kalau akses pendidikan terbuka luas, kita punya peluang emas mencetak generasi yang bukan hanya siap pakai, tapi juga siap memimpin pembangunan,” tegasnya.
Syarifatul juga menyampaikan dukungannya terhadap arah pembangunan yang digagas Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud. Ia menilai program-program yang menitikberatkan pada penguatan ekonomi berkelanjutan, peningkatan sektor ketenagakerjaan, dan pembangunan berbasis SDM sudah berada di jalur yang tepat.
“Yang perlu dikuatkan adalah kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, pelaku industri, dunia pendidikan, dan investor. Ini yang akan menjadi kunci agar pertumbuhan ekonomi bisa dinikmati secara merata,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Syarifatul menyatakan optimisme bahwa Kaltim akan berkembang bukan hanya sebagai daerah penopang IKN, tetapi juga sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mandiri dan berdaya saing tinggi. (Adv)